Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Ulasan Buku: Krisis Kebebasan

Judul        : KRISIS KEBEBASAN Penulis    : Albert Camus Penerbit  : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Pengulas : Rafikah/Angkt: Muttia Ate Kebebasan bukan soal hadiah yang akan didapatkan oleh warga negara dari penguasanya. Kebebasan bukan soal kepantasan yang patut diberikan oleh penguasa untuk warga negaranya. Kebebasan merupakan hak alamiah yang dimiliki oleh setiap individu warga negara. Di berbagai belahan dunia manapun, tidak ada seorang yang berhak atas kebebasan orang lain, sekalipun atas nama negara dan kepentingan orang banyak. John Stuart Mill (1806-1873), seorang intelektual dan anggota parlemen Inggris, menegaskannya secara sederhana: limit of individual freedom is another individual freedom. Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Apa yang akan terjadi jika kebebasan diusik, dibungkam dan dicekal? Terlebih lagi, sebagaimana sejarah Eropa pada zaman kekuasaan NAZI (1933-1945), kebebasan dibekuk dan diberangus sedemikan rupa melalui cara-cara

Ulasan Buku: Anak Semua Bangsa

Judul Buku  : Anak Semua Bangsa Penulis         : Pramoedya Ananta Toer Penerbit       : Lentera Dipantara Pegiat           : Bang Adhy (016) Terbawa suasana di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, setelah Bumi Manusia kita melanjutkan ke Roman Tetralogi Buruh bagian ke dua; Anak Semua Bangsa. pembagian ini bisa juga diartikan pembelahan pergerakan yang hadir dalam beberapa periode.Setelah kepergian paksa Annelies ke Belanda, tetapi pihak keluarga Nyai Ontosoroh tidak tinggal diam, sehingga dikirimlah seorang teman sekolah Minke yang bernama Panji darman alias Jan deppereste untuk memantau keadaan Annelies di Belanda, komunikasi melalui surat-menyurat. Dan disisi lain Minke tidak mau tinggal diam melawan keadaan dengan hati penuh kehancuran akibat Kepergiannya Annelies, ia belajar banyak dengan Nyai Ontosoroh mulai dari menjalankan bisnis, urusan hukum,hingga menjadi inspirasinya untuk menulis. Roman Anak Semua Bangsa adalah periode observasi atau turun ke bawah mencari ser

Ulasan Buku: Bumi Manusia

Judul buku: Bumi Manusia Penulis       : Pramoedya Ananta Toer Penerbit     : Lentera Dipantara Pegiat         : Sukardi/ bang adi Roman Tetralogi Buru mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasional bernama Indonesia  diawal abad ke-20. Dengan membacanya, waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para Srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia moderen. Tetralogi ini dibagi menjadi empat buku Bumi Manusia, anak semua bangsa, jejak langkah, rumah kaca dan pembagian ini bisa juga diartikan sebagai pembelaan pergerakan yang hadir dalam beberapa periode. Roman pertama Bumi Manusia  sebagai periode penyamaian dan  kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi atau Totok pribumi salah satu pribumi yang bersekolah di HBS atau sekolah   ora

Ulasan Buku: Pendidikan Kaum Tertindas

Judul: Pendidikan Kaum Tertindas Penulis: Paulo Freire Penerbit: PT. Temprint, Jakarta Pengulas: Muslimin/Angkt: Muttia Ate Paulo Freire lahir di Recife, sebuah kota pantai timur laut Brasil pada tahun 1921. Dibesarkan oleh ibunya yang seorang Katolik yang taat dan ayahnya yang seorang pengusaha kelas menengah. Walaupun lahir dan besar dari kalangan kelas menengah Brasil, tetapi Freire mengalami langsung kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi Besar 1929, suatu pengalaman yang membentuk keprihatinannya terhadap kaum miskin dan ikut membangun dunia pendidikannya yang khas. Seperti simbol kelas menengah yang lain, keluarga Freire juga selalu mengenakan dasi dan memiliki piano buatan Jerman di rumah mereka, menunjukkan warisan keluarga kelas menengah mereka tapi berdiri berbeda dengan kondisi sebenarnya mereka yang sebenarnya berada dalam kemiskinan. Merefleksikan situasi mereka, Freire mencatat, “Kami berbagi rasa lapar tapi tidak kelas”. Setelah menyelesaikan sekola

Ulasan Buku: Iblis Menggugat Tuhan

Judul buku: Iblis Menggugat Tuhan (The madness of God)  Penulis: swahni Penerbit: Dastan Books Pengulas: Nurul Annisa/Angkt: Muttia Ate Pengetahuan berjalan tertatih dengan kaki yang patah.  Tapi kematian datang menyeruduk tak kenal ampun.  Telah ku saksikan orang-orang beriman yang berwudhu deng darah mereka sendiri, sementara air wudhu ku cuma sebatas  tinta.     Dengan nama yang maha suci, bagimu yang membaca kata demi kata ini, ingatlah aku dalam doamu. Ingatlah aku agar dia juga mengingatku.  Memicingkan mata di depan Ka'bah, apa kiranya yang kau tahu tentang bangunan suci itu? Bahkan seandainya sang Ka'bah mampu membuka diri, tak satupun kata bisa kau sampaikan kembali kepada orang lain. Sungguh ia memang tak tersampaikan. Diamlah!  Kata-kata mu bukan akhir dari segalanya tak ada keseimbangan di situ. Semata-mata bobot satu kata menindih kata yang lain tak lebih. Jika kata mampu mengekspresikannya, maka kau belum menemukannya.  Manusia-m

Ulasan Buku: Panggil Aku Kartini Saja

Judul buku  : Panggil Aku Kartini Saja Penulis         : Pramoedya Ananta Toer Penerbit      : Lentera Dipantara Pengulas     : Widya Ningsih/Angkt: Muttia Ate Kartini, Seorang anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat (Bupati Jepara pada masanya) dan Ngasirah (seorang wanita biasa dari kalangan rakyat jelata). Gadis Jepara yang dikenal sebagai pendekar bangsa untuk kaumnya, memberi inspirasi terhadap perjuangan kaum wanita dan kepada bangsa pribumi yang kelak bernama Indonesia. Kartini adalah orang pertama dalam sejarah bangsa indonesia yang menutup zaman tengah, zaman feodalisme pribumi yang "sakitan" menurut istilah Bung Karno. Di dalam buku ini, murni adalah pemikiran Kartini sebagai pribumi terhadap kungkungan penjajahan Belanda, dan penindasan feodalistik yang dirasakannya Jiwa Kartini yang demokratis, yang menghendaki persamaan antara sesama manusia, bukan lagi feodalisme atau kasta yang bersandar pada keluhuran golongan tertentu dari masy

Ulasan Buku: Novel Dunia Sophie

Judul: Dunia Sophie/bagian Renaisans Jumlah Hlm: 798  Penulis: Jostein Gaarder Penerbit: Mizan Pengulas: Aderwin Novel dengan latar belakang filsafat ini cukup memberi angin segar kepada pembacanya, karena selama ini, di filsafat yang dipandang sulit dan berat untuk dipelajari ternyata bisa disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Pada halaman 294-338 bagian Renaisans menjelaskan bahwa, Renaisans adalah perkembangan budaya yang dimulai dari akhir abad 14 dimulai dari Italia Utara hingga menyebar dengan cepat ke seluruh eropa dalam abad 15-16. Renaisans atau kelahiran kembali atau dikenal juga sebagai lahirnya kembali kesenian dan kebudayaan Yunani kuno, membicarakan mengenai nilai-nilai Humanisme renaisans. Renaisans menimbulkan pandangan baru tentang manusia.humanisme renaisans menimbulkan pandangan baru tentang manusia yang dimana ini sangat bertentangan dengan tekanan dari abad pertengahan yang penuh prasangka mengenai manusia yang penuh d

Ulasan Buku: Catatan Juang

"Karena yang menyenangkan dari menjadi orang dewasa adalah berbagi cerita dan pengalaman pada generasi muda." (Hlm. 268) Judul : Catatan Juang Penulis : Fiersa Besari Penerbit : Mediakita Pengulas : Muhfatiah Muhdar/Angkt. 014 Fiersa Besari atau yang lebih akrab disapa Bung adalah seorang penulis, petualang sekaligus musisi yang telah menghasilkan tiga buku. Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta dan yang baru-baru ini rilis adalah Catatan Juang. Kali ini aku akan membahas sedikit tentang Catatan Juang yang telah kubaca dua hari yang lalu. Bercerita tentang seorang perempuan bernama Suar yang sangat tergila-gila dengan dunia sinematografi. Karena keuangan keluarganya yang semakin menipis dikarenakan sang ayah jatuh sakit, mau tak mau ia harus meninggalkan mimpinya dan menjadi seorang sales disebuah perusahaan. Hingga suatu hari ia akhirnya memutuskan untuk kembali mengejar mimpinya. Semangatnya kembali berapi-api. Dikarenakan sebuah buku catatan yang ia temukan tak seng

Ulasan buku: Tan Malaka dan Sjahrir dalam kemelut sejarah

Judul : Tan Malaka & Sjahrir Dalam Kemelut sejarah Penulis : Kholid O. Santoso, Dkk Penerbit : SEGA ASRY Pengulas : Andika Firdaus/Angk. Muttia Ate Tan malaka dan sjahrir adalah dua tokoh yang memiliki peranan besar dalam sejarah revolusi indonesia. para sejarawan menempatkan keduanya pada barisan "Tujuh Begawan Revolusi Indonesia" (Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Amir Sjarifuddin, Jenderal sudirman, dan A,H. Nasution).  Perjalanan Tan Malaka dalam mengarungi revolusi indonesia lebih dramatis. Perjalanan hidupnya dilalui dengan penuh ketegangan. Sosoknya diburuh diberbagai Negara. Rudolf Mrazek menyebut Tan Malaka sebagai manusia komplit: pemikir yang cerdas sekaligus aktivis politik yang lincah. Kedua manusia besar ini yakni Tan malaka dan sjahrir sama-sama melewati kemelut sejarah bangsanya yang tragis. Tan Malaka gugur justru dalam penghiantan bangsanya sendiri dan sjahrir gugur dalam pengasingannya sebagai tahanan politik.  Dua Legenda