Nama Penulis : Simone De Beauvoir
Judul Asli : Le Deuxieme Sexe
Negara : Prancis
Genre : Filsafat Dan Feminisme
Tanggal Rilis : 1945
Halaman : 800
Pengulas : Fitriani Umar
Second Sex merupakan buku yang bergenre filsafat dan feminisme yang ditulis oleh seorang filsuf wanita yang bernama Simone De Beauvoir, seorang wanita yang berkebangsaan Pransis, lahir pada tanggal 9 Januari 1908 di Paris,Prancis. Simone adalah anak sulung dari pasangan Georges Bertrand De Beauvoir dan Francoise Beauvoir. Alasan simone menulis buku ini karena keinginan dirinya menjelaskan dirinya pada diri sendiri, dengan perkara ini menohokku dengan sebuah kejutan bahwa hal yang pertama yang ingin aku katakan adalah “ Aku Seorang Perempuan”.
Second sex merupakan buku yang bergenre filsafat dan feminisme . dalam buku ini menjelaskan tentang satukata yaitu “ Perempuan “ banyak pendapat yang mendefinisikan “ Sosok yang Lain” ini.
Dari data biologi ia adalah sebuah rahim,sebuah indung telur, ia betina ini cukup untuk menggambarkannya.
Kata betina mengemukakan dalam benak dengan imaji yang bermacam-macam segumpal ovum besar yang melengkapi,menelan dan mengebiri Spermatozoa yang gesit;ratu rayap yang teramat besar yang gembung mengandalikan para budak jantan; seperti monyet betina yang dengan begitu kurang ajar memamerkan pantat dan kemudian berlalu diam-diam dengan kegenitannya yang dibuat-buat.
Para betina yang disebut lamban,tak sabaran,licik,tolol,tak berperasaan, penuh luka,buas dan hina digambarkan sekaligus oleh laki-laki dalam diri seorang perempuan.
Hegel berpendapat bahwa kedua kelamin (laki-laki dan perempuan) ini tetep berbeda, yang satu aktif yang satu pasif.
Tentu saja yang betinalah yang pasif “ dengan demikian laki-laki,sebagai akibat dari perbedaan tersebut adalah mahluk yang aktif sementara perempuan adalah makhluk yang pasif karena ia tetap tidak berkembang dalam satu kesatuan”.
Sensolog maramon mengatakan bahwa “ sebagai energi spesifik, kita bisa saja mengatakan bahwa libido merupakan kekuatan diri sifat jantan. Kita akan mengatakan hal yang sama mengenai orgasme” menurutnya perempuan yang mencapai orgasme adalah perempuan yang kejantanan-kejantanan; dorongan seksual berjalan “dalam satu arah” dan perempuan hanya menempuh separuh jalan sepanjang perjalanan tersebut. Freud juga mengakui hasrat seksual perempuan sama besarnya dengan laki-laki namun,ia hampir tak pernah mempelajari secara khusus.
Teori materialisme sejarah telah membawa pencerahan bagi kebenaran-kebenaran yang paling penting humanitas bukan sejenis spesies binatang .
ia merupakan realitas sejarah. Perempuan tidak dapat secara sederhana dianggap sebagai orgasme seksual, karena diantara sifat-sifat biologis lainnya,hanya mereka yang mempunyai nilai seperti perempuan penting saja yang mengorekkan nilai dalam tindakan. Kesadaran perempuan terhadap dirinya tidak ditentukan secara eksklusif oleh seksualitas melainkan sifat dasar yang memberi ciri khas perempuan adalah penguasaannya atas dunia yang kurang luas dibandingkan laki-laki dan ia lebih erat diperbudak oleh spesiesnya.
Ideologi kristen memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi penindasan terhadap perempuan.
Tidak disangsikan lagi, dalam injil terdapat dasar kedermawanan yang diberikan kepada kaum perempuan layaknya penderita penyakit kusta, dan memang untuk lebih yakinnya, orang-orang kecil ,para budak dan kaum perempuan berpegang teguh pada hukum ini. St Paulus menikmati penghapusan siri dan keleluasaan perempuan, ia mendasarkan subodinasi perempuan terhadap laki-laki baik melalui kitab perjanjian lama maupun baru. “ laki-laki bukan bagian dari perempuan ,melainkan perempuan bagian dari laki-laki.
Demikian juga halnya laki-laki bukan milik perempuan,tetapi perempuan adalah milik laki-laki”.
St tomas dengan tradisi ini ketika ia mengungkapkan bahwa perempuan hanyalah makhluk “yang berkala” dan tidak komplet, sejenis laki-laki yang tidak sempurna “ laki-laki berada diatas perempuan,sebagimana kristus berada diatas manusia,” tulisnya.”
Adalah sesuatu yang tak dapat diubah, perempuan ditakdirkan untuk hidup dibawah pengaruh laki-laki,dan tidak memiliki otoritas dan tuannya”.
Tak hanya penjajahan maskulin yang tetap melekat pada perempuan, namum ia juga dilarang membuat deposisi di pengadilan, dan kesaksiannya dianggap tidak mempunyai bobot. Para penguasa hanyut hingga tingkatan tertentu oleh pengaruh bapak-bapak gereja ini.
Tradisi tradisi berlangsung hingga abad pertengahan, perempuan berada dalam keadaan amat bergantung pada ayah dan suaminya. Orang-orang frank tidak menjaga kemurnian jerman, poligami mulai dipraktikkan; seorang perempuan dapat dinikahi tanpa setujuannya terlebih dahulu. Ia diasingkan atas kehendak suaminya dan diperlakukan layaknya seperti pelayan.
Baik feodalisme ataupun gereja tidak membebaskan perempuan, hal itu lebih memunculkan perbudakan dari perjalanan patriarkal menjadi hubungan keluarga. Budak dan istrinya tidak memiliki apa-apa;mereka menjadi perhiasan rumah dan alat-alat perlengkapan.
Setelah revolusi barag kali akan mengubah nasib perempuan, nyatanya ia tidak mengubah apa-apa.revolusi kelas menengah tersebut merupakan kehormatan bagi institusi dan nilai-nilai kelas menengah dan semuanya yaris dikerjakan secara eksklusif oleh kaum laki-laki.
Perempuan memiliki hak mengatur bisnis dan kekuatan legal yang dibutuhkan untuk mengejar kebebasan yang diinginkannya. Ia turut dalam proses produksi sebagai tukang jahit, pencuci, penjaga toko, Dan lain sebagainya.
Seorang perempuan hanya bisa pergi keluar, mampir dikedai-kedai minuman, menetukan bentuk tubuh yang ia pandang bagus layaknya seorang laki-laki; perempuan petani mempunyai peran penting dalam bertani; ia diperlakukan layaknya seorang pembantu dan sering kali ia tidak makan dimeja yang sama dengan suaminya.
Doktrin- doktrin yang mengambil objek keberadaan perempuan dan memandangnya sebagai daging,nyawa,sesuatu yang ada sosok lain adalah ideologi maskulin (laki-laki) yang sama sekali tidak mengapresiasikan aspirasi feminim (perempuan). Kebanyakan perempuan pasrah diri begitu saja pada nasib tanpa berusaha mengambil tindakan; mereka yang pernah berusaha mengubahnya bermaksud untuk terkekang dalam pembatasan-pembatasan keganjilan mereka membuatnya berhasil,namum tak lebih dari itu.
Ketika mereka berperan serta dala urusan-urusan dunia,hal itu dilakukan dengan persetujuan laki-laki. Dalam diri perempuan laki-laki merupakan sosok lain sebagai alam dan sebagai teman hidup. Laki-laki menyalahgunakan perempuan, tetapi ia menghancurkan laki-laki, laki –laki lahir darinya dan mati didalamnya, ia adalah sumber keberadaannya dan menjadi alam dimana laki-laki menaklukkan dengan kehendaknya.
Keraguan laki-laki antara ketakutan dan nafsu birahinya,antara ketakutan berada dalam suatu kekuatan yang tak terkendalikan dan keinginan untuk menguasaannya direfleksikan secara jelas dalam mitos keperawanan. Ditakuti laki-laki,sekaligus dinginkan dan dikehendaki laki-laki, keperawanan memperesentasikan untuk paling sempurna sari misteri feminisme; perempuan menjadi aspek menggelisahkan,sekaligus menjadi aspek yang memesona .
Tentunya perempuan adalah misteri “misteri seperti keseluruhan dunia”. Masing-masing merupakan subjek bagi laki-laki itu sendiri; masing-masing dapat mengenggam imanensi bagi dirinya sendiri: dari sudut pandang laki-laki sosok yang lain selalu merupakan misteri. Laki-laki tidak mampu menembus pengalaman khusus perempuan melalui penunjukkan simpatinya;mereka dipermasalahkan karena tidak mau tahu kualitas kenikmatan erotis perempuan,kegelisahan kala menstruasi,dan rasa sakit saat melahirkan.
Yang benar adalah bahwa terdapat misteri dikedua belah pihak:sebagaimana sosok yang lain (perempuan) adalah jenis maskulin,setiap laki-laki dalam dirinya juga memiliki suatu keberadaan dan suatu lingkaran diri yang tak dapat ditembus oleh perempuan; sebaliknya ia juga mengacuhkan perasaan erotis laki-laki. Tetapi seusai aturan universal yang terjadi sebagai kategori yang dipikirkan oleh laki-laki tentang dunia dibangun dari sudut pandang mereka,sebagai sesuatu yang absolut’; meraka tidak mengerti hubungan timbal balik,sebagaimana yang terjadi dimana saja.
Suatu misteri bagi laki-laki,perempuan pada dasarnya memang dianggap sebagai misteri.
Menurut saya second sex merupakan bacaan yang baik bagi perempuan-perempuan ingin tahu mengenai dirinya dan pendiriannya. Buku ini membawa kita pada gambaran kehidupan manusia zaman dahulu hingga sekarang,Buku ini juga mengajarkan tentang pentingnya peran perempuan terhadap alam, buku ini juga membuat saya berfikir sebenarnya untuk apa perempuan diciptakan jika hanya untuk menjadi kebutuhan dan nafsu bagi laki-laki? Karena pada hakikatnya awal kehidupan berasal dari rahim seorang perempuan serta pendidikan pertama seorang anak itu berasal dari ibu (perempuan)
Kekurangan buku ini mengandung kata-kata yang cukup kasar dan mengandung unsur vulgar bagi anak dibawah umur.
TERIMA KASIH
Komentar
Posting Komentar