Langsung ke konten utama


Apa kabar cita-cita Reformasi 1998



(Makassar, 22 Mei 2018) _
 Telah genap 20 tahun sudah usia Reformasi 1998 dalam mewarnai perjalanan bangsa Indonesia menuju puncak kejayaannya yang sampai sekarang ini tak kunjung tercapai.

Reformasi 1998 adalah sebuah langkah yang dilakukan oleh segenap elemen bangsa Indonesia didalam meretas Kesenjangan sosial yang terjadi pada rakyat Indonesia serta sebuah pernyataan sikap tak sejalan lagi pada kekuasaan pemerintah otoriter di masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Tepat pada tanggal 20 Mei 1998 silam, Presiden Soeharto dalam sidang istimewa, itu kemudian menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden RI yang ke-2 setelah menerima berbagai desakan dari kalangan mahasiswa dan elit politik.

Reformasi telah berhasil meruntuhkan kekuatan yang telah berkuasa selama kurang lebih 30 tahun lamanya dan membawa angin segar serta harapan baru pada Rakyat Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan yang merata sebagaimana yang telah tertuang dalam UUD 1945.

Dan hari ini kami sebagai rakyat Indonesia, itu kemudian mempertanyakan kembali pada penerima mandat rakyat, sudah sampai dimanakah amanat Reformasi 1998 di jalankan?, mengapa cita cita Reformasi 1998 itu sendiri tidak kunjung tercapai?, dan bahkan melalui pengamatan kami sebagai rakyat biasa itu kemudian melihat, jika Orde Reformasi ini tidak lebih baik dari Orde Orde sebelumnya. Sebab sederet permasalahan bangsa tampak tak lagi mampu diatasi,  diantaranya Kesenjangan sosial semakin menganga, praktek KKN di tubuh pemerintah kian merajalela, terjadinya krisis nilai identitas sebagai bangsa yang plural,  paham radikalis bergerak dengan leluasa, kedaulatan politik di intervensi pihak asing dan sederet problem lainnya yang kemudian berdampak pada terhambatnya proses pencapaian cita cita bangsa Indonesia. 

Apa kabar Reformasi 1998, masihkah cita citamu di perjuangan kan?,
atau mungkinkah kita telah dihianati?
Dan hanya di jadikan wacana setiap tahunnya untuk mengenangmu.

MR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Buku: Iblis Menggugat Tuhan

Judul buku: Iblis Menggugat Tuhan (The madness of God)  Penulis: swahni Penerbit: Dastan Books Pengulas: Nurul Annisa/Angkt: Muttia Ate Pengetahuan berjalan tertatih dengan kaki yang patah.  Tapi kematian datang menyeruduk tak kenal ampun.  Telah ku saksikan orang-orang beriman yang berwudhu deng darah mereka sendiri, sementara air wudhu ku cuma sebatas  tinta.     Dengan nama yang maha suci, bagimu yang membaca kata demi kata ini, ingatlah aku dalam doamu. Ingatlah aku agar dia juga mengingatku.  Memicingkan mata di depan Ka'bah, apa kiranya yang kau tahu tentang bangunan suci itu? Bahkan seandainya sang Ka'bah mampu membuka diri, tak satupun kata bisa kau sampaikan kembali kepada orang lain. Sungguh ia memang tak tersampaikan. Diamlah!  Kata-kata mu bukan akhir dari segalanya tak ada keseimbangan di situ. Semata-mata bobot satu kata menindih kata yang lain tak lebih. Jika kata mampu mengekspresikannya, maka kau belum menemukannya.  Manusia-m

Ulasan Buku: Novel Dunia Sophie

Judul: Dunia Sophie/bagian Renaisans Jumlah Hlm: 798  Penulis: Jostein Gaarder Penerbit: Mizan Pengulas: Aderwin Novel dengan latar belakang filsafat ini cukup memberi angin segar kepada pembacanya, karena selama ini, di filsafat yang dipandang sulit dan berat untuk dipelajari ternyata bisa disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Pada halaman 294-338 bagian Renaisans menjelaskan bahwa, Renaisans adalah perkembangan budaya yang dimulai dari akhir abad 14 dimulai dari Italia Utara hingga menyebar dengan cepat ke seluruh eropa dalam abad 15-16. Renaisans atau kelahiran kembali atau dikenal juga sebagai lahirnya kembali kesenian dan kebudayaan Yunani kuno, membicarakan mengenai nilai-nilai Humanisme renaisans. Renaisans menimbulkan pandangan baru tentang manusia.humanisme renaisans menimbulkan pandangan baru tentang manusia yang dimana ini sangat bertentangan dengan tekanan dari abad pertengahan yang penuh prasangka mengenai manusia yang penuh d

Ulasan buku: Tan Malaka dan Sjahrir dalam kemelut sejarah

Judul : Tan Malaka & Sjahrir Dalam Kemelut sejarah Penulis : Kholid O. Santoso, Dkk Penerbit : SEGA ASRY Pengulas : Andika Firdaus/Angk. Muttia Ate Tan malaka dan sjahrir adalah dua tokoh yang memiliki peranan besar dalam sejarah revolusi indonesia. para sejarawan menempatkan keduanya pada barisan "Tujuh Begawan Revolusi Indonesia" (Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Amir Sjarifuddin, Jenderal sudirman, dan A,H. Nasution).  Perjalanan Tan Malaka dalam mengarungi revolusi indonesia lebih dramatis. Perjalanan hidupnya dilalui dengan penuh ketegangan. Sosoknya diburuh diberbagai Negara. Rudolf Mrazek menyebut Tan Malaka sebagai manusia komplit: pemikir yang cerdas sekaligus aktivis politik yang lincah. Kedua manusia besar ini yakni Tan malaka dan sjahrir sama-sama melewati kemelut sejarah bangsanya yang tragis. Tan Malaka gugur justru dalam penghiantan bangsanya sendiri dan sjahrir gugur dalam pengasingannya sebagai tahanan politik.  Dua Legenda